Kepriwe kabare lur? Sehat kabeh mbok?
Artinya, what's up, guys! Hope you're doing well! (untuk yang tidak paham Bahasa Jawa)
Itu tadi secuil contoh bahasa Jawa dialek Ngapak. Ada yang ketawa gak? Biasanya, orang-orang yang belum familiar dengan dialek Ngapak pasti akan tertawa saat ada orang ber-Ngapak ria. Katanya sih, lucu. Ketika pertama kali merantau ke Malang, aku yang seorang Ngapak tulen sering banget diketawain pas ngobrol sama temen dan keceplosan Ngapaknya keluar. Sempat sebel sih, karena menurutku gak lucu. Tapi setelah beberapa lama tinggal di Malang dan terbiasa dengan "yok opo kabare, rek" mendengar "kepriwe kabare?" saja terasa sangat menggelikan. Ternyata memang lucu kalau telinga kita tidak terbiasa. Akhirnya aku memaklumi mereka yang tertawa saat mendengar dialek ini.
Terlahir dari duo Ngapak bapak dan mamak, membuat taste Ngapak milikku terasa special layaknya martabak telor bebek. Bapak dan mamak berasal dari daerah yang berbeda, bapak dari Purbalingga dan mamak adalah putri asli Kebumen. Meski berbeda, dua daerah ini masih berada di dalam satu zona Ngapak Barlingmascakeb (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen). Meski berbeda, daerah-daerah ini masih memiliki 'rasa' Ngapak serupa. Karena perpaduan dua Ngapak ini, teman-teman Ngapak-ku (khususnya teman-teman Ngapak yang kuliah di Malang) berpendapat bahwa aku adalah salah satu yang ter-Ngapak diantara mereka. Hmm, masa sih? Kalian yang sudah mengenalku dan pernah mendengarku ber-Ngapak, mungkin punya pandangan lain.
Terlahir dari duo Ngapak bapak dan mamak, membuat taste Ngapak milikku terasa special layaknya martabak telor bebek. Bapak dan mamak berasal dari daerah yang berbeda, bapak dari Purbalingga dan mamak adalah putri asli Kebumen. Meski berbeda, dua daerah ini masih berada di dalam satu zona Ngapak Barlingmascakeb (Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen). Meski berbeda, daerah-daerah ini masih memiliki 'rasa' Ngapak serupa. Karena perpaduan dua Ngapak ini, teman-teman Ngapak-ku (khususnya teman-teman Ngapak yang kuliah di Malang) berpendapat bahwa aku adalah salah satu yang ter-Ngapak diantara mereka. Hmm, masa sih? Kalian yang sudah mengenalku dan pernah mendengarku ber-Ngapak, mungkin punya pandangan lain.
By the way, ada yang belum tau apa itu Ngapak? Ngapak bisa dikategorikan sebagai salah satu dialek dalam Bahasa Jawa yang digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah bagian Barat, seperti Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen. Jika kemudian muncul pertanyaan lain seperti; apa itu dialek dan apa yang membedakannya dengan bahasa pada umumnya, maka jawabannya adalah: dialek merupakan salah satu variasi dalam bahasa yang mana ditandai dengan adanya perbedaan pada pengucapan, kosa kata, intonasi, maupun susunan kalimat. Apa beda bahasa dan dialek? Para ahli-pun saling berteori dan merujuk pada kesimpulan there is not enough explanation to differentiate language and dialect (bisa dibaca di bukunya Chambers and Trudgill; Dialectology; 2004).
Kembali ke Ngapak...
Dialek Ngapak atau yang memiliki nama lain Dialek Banyumasan ini, dituturkan oleh masyarakat di Zona Ngapak seperti yang sudah dijelaskan di awal. Meskipun demikian, masyarakat sering kali menyamakan dialek Tegal-Brebes dengan dialek Banyumasan ini sebagai satu dialek yang sama. Sah atau tidak? Sah-sah saja, keduanya sama-sama Ngapak. Kedua dialek ini pada dasarnya serupa tapi tak sama. Jika kita perhatikan secara sekilas, keduanya memiliki beberapa persamaan pada pengucapan dan kosa katanya. Meskipun demikian, jika kita teliti lebih dalam, kedua dialek ini cukup berbeda satu sama lain. Kita dapat menemukan berbagai perbedaan dalam pengucapan serta kosa kata dalam kedua dialek Ngapak tersebut.
Contohnya:
- Dalam dialek Banyumas, kata ganti orang kedua tunggal (anda/kamu) diucapkan sebagai ko/koe sedangkan dalam dialek Tegal diucapkan sebagai koen.
- Kata ganti orang pertama tunggal (saya), dalam dialek Banyumasan diucapkan sebagai enyong/nyong sedangkan dalam dialek Tegal inyong.
Jika dibandingkan dengan bahasa Jawa Standar, yang digunakan di Jogja, Solo, dan sekitarnya, perbedaan pada pengucapan dan intonasi dialek Ngapak akan terdengar sangat berbeda. Kosa kata yang lazim digunakan pada dasarnya sama, hanya saja pengucapannya yang berbeda membuatnya terdengar seperti kata yang berbeda. Pada dialek Ngapak, pengucapan huruf vokal 'a' seperti pada kata 'apa' diucapkan sama, sedangkan dalam bahasa Jawa Standar, kata 'apa' diucapkan sebagai 'opo'. Selain itu, pada kata berakhiran huruf vokal dalam dialek Ngapak terdapat bunyi 'k' samar yang membuatnya semakin terdengar medok.
Dialek Ngapak juga identik dengan pengucapannya yang cenderung lebih medok, dan naik-turun intonasi yang cepat. Kadang jadi menimbulkan kesan 'gak selow', tapi bukan berarti sedang marah-marah ya, kita cuma suka sedikit ngegas aja, hehe
Dialek Ngapak juga identik dengan pengucapannya yang cenderung lebih medok, dan naik-turun intonasi yang cepat. Kadang jadi menimbulkan kesan 'gak selow', tapi bukan berarti sedang marah-marah ya, kita cuma suka sedikit ngegas aja, hehe
Jadi, apa yang membuat Ngapak terasa sangat spesial?
I'm a proud Ngapaker. Semuanya terasa spesial pastinya, hehe. Tapi bukan itu intinya. Sama halnya dengan berbagai dialek bahasa lain yang ada di Indonesia, dialek merupakan sebuah bentuk keakraban dari para penuturnya. Mungkin ada banyak orang yang berbicara bahasa Jawa, tapi tidak semuanya mengerti dialek tertentu. Orang Solo, Jogja, dan Magelang akan cenderung berbicara menggunakan dialek standar bahasa Jawa. Orang Tegal-Brebes akan menggunakan dialek Tegal. Orang Purwokerto akan bicara dengan dialek Banyumasan. Jadi, Ngapak pastilah sangat spesial bagi para penuturnya karena dengan ber-Ngapak-ria, mereka bisa menunjukkan identitasnya. Ketika bertemu dengan penutur dialek yang sama, rasa keakraban dan saling memiliki timbul diantara mereka. Setidaknya itu pengalamanku setelah merantau ke Malang dan Jakarta dan menjadi minoritas penutur Ngapak. Setiap kali tidak sengaja mendengar orang lain menuturkan dialek Ngapak, aku merasa "I'm not alone in this cruel world full of cruel people" 😁
Kalo pengen denger langsung dialek Ngapak seperti apa, sila dicari di YouTube, ada banyak channel yang sekarang mulai menggiatkan bahasa daerah dengan melibatkan penutur asli dalam konten mereka.
Salam Ngapak, dari nyong si bocah Ngapak!
Kalo pengen denger langsung dialek Ngapak seperti apa, sila dicari di YouTube, ada banyak channel yang sekarang mulai menggiatkan bahasa daerah dengan melibatkan penutur asli dalam konten mereka.
Salam Ngapak, dari nyong si bocah Ngapak!
Iiih seru banget bacanya Res, linguistik banget wkwk. You are not alone, Res. Lanjutkan ke-Ngapak-anmu! 😁😂
BalasHapusHuhuu, efek pengen balik kuliah lagi wqwq. Akan kulestarikan, kak. Thanks
Hapusra ngapak ra kepenak. Mantul lah,, mungkin kedepan bisa buat cerpen full bahasa ngapak
BalasHapusMenarique, ntar 3 bahasa sekaligus
Hapus